1.
Latar
Belakang Penelitian
Geografi merupakan ilmu yang mempelajari tentang bumi, baik di atas
maupun di bawah permukaan. Meteorologi dan Klimatologi merupakan kajian
geografi yang mempelajari fenomena-fenomena di atas permukaan bumi, misalnya :
hujan, angin, kelembaban udara, cuaca, iklim, tekanan udara, atmosfer, dll.
Dalam pembuatan laporan ini didasarkan pada hasil Field Study yang
telah dilaksanakan pada hari minggu tanggal, 18 Desember 2005 di Stasiun
Meteorologi dan Klimatologi. Stasiun Meteorologi dan Klimatologi tersebut berlokasi tepatnya di desa Sukosari, Kec.
Jumantono, Kab. Karanganyar, Propinsi
Jawa Tengah.
Dalam laporan Field Study ini akan
membahas rangkaian bagian-bagian alat yang ada di stasiun Meteorologi
dan Klimatologi, seperti : umbrometer, anemometer, sunset recorder,
termohidrograf, panci evaporasi, dan alat pengukur arah mata angin / Wind
Derection. Pembahasan laporan tersebut akan meliputi kegunaan atau fungsi,
letak, kondisi topografi, tinggi tempat, dan berserta data foto yang telah
diambil di lapangan dari masing-masing alat-alat yang ada di
2.
Perumusan
Masalah
Dari
pembahasan latar belakang masalah penelitian di atas dapat ditarik beberapa
permasalahan sebagai berikut :
a.
Apa nama
dari masing-masing alat yang terdapat di stasiun Meteorologi dan Klimatologi ?
b.
Bagaimana
sistem kerja dari masing-masing alat yang terdapat di stasiun Meteorologi dan
Klimatologi ?
c.
Apa
manfaat atau kegunaan dari masing-masing
alat yang terdapat di stasiun Meteorologi dan Klimatologi ?
3.
Tujuan
Penelitian
Adanya dua
rumusan masalah tersebut maka tujuan penulisan laporan Field Study Meteorologi
dan Klimatologi adalah :
a. Dapat mengetahui
nama dari masing-masing alat yang terdapat di stasiun Meteorologi dan
Klimatologi.
b. Dapat mengetahui
sistem kerja dari masing-masing alat yang terdapat di stasiun Meteorologi dan
Klimatologi.
c. Dapat mengetahui
manfaat atau kegunaan dari masing-masing
alat yang terdapat di stasiun Meteorologi dan Klimatologi.
4.
Manfaat
Penelitian
a.
Manfaat
Teoritis
Secara teoritis penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan
pengalaman tentang stasiun Meteorologi dan Klimatologi dari segi letak, kondisi
alam, dan macam-macam alat yang ada di
b.
Manfaat
Praktis
Secara praktis penelitian ini
dapat dimanfaatkan untuk mengetahui kegunaan atau fungsi dari masing-masing
alat yang terdapat di stasiun Meteorologi dan Klimatologi yang terletak tepatnya di desa Sukosari, Kec.
Jumantono, Kab. Karanganyar, Propinsi Jawa Tengah.
Bab II
Tinjauan Pustaka
Meteorologi dan Klimatologi merupakan
bagian dari ilmu geografi. Meteorologi adalah ilmu yang mempelajari tentang
cuaca. Sedangkan Klimatologi adalah ilmu yang mempelajari tentang iklim. Cuaca
adalah suatu perubahan kondisi atau keadaan udara di suatu wilayah yang sempit
dan dalam waktu yang relatif singkat. Iklim adalah suatu perubahan kondisi atau
keadaan udara di suatu wilayah yang luas dan dalam waktu yang relatif lama /
panjang. Jadi cukup jelas perbedaan antara cuaca dan iklim yaitu : cuaca
wilayah cakupannya sempit dan waktunya singkat, sedangkan iklim berbanding
terbalik ( cakupannya luas dan waktunya
lama / panjang ).
Ilmu kajian yang
dibahas dalam Meteorologi dan Klimatologi, antara lain : Atmosfer ( lapisan
udara yang menyelimuti bumi ), Angin ( aliran udara ), Kelembaban udara (
keadaan uap air di udara ), Tekanan udara, dan Presipitasi.
Dalam
laporan hasil Field Study ini sangat berhubungan dengan Presipitasi. Presipitasi
adalah nama umum dari uap air yang mengkondensasi atau mengembun dan jatuh
kepermukaan tanah dalam rangkaian siklus hidrologi. Klasifikasi hujan
berdasarkan proses terjadinya dibagi menjadi 3 macam, yaitu :
·
Hujan
Konveksi
Adalah Hujan yang terjadi karena
adanya pembumbungan masa udara
secara menegak ( terjadi pada awan
cumulonimbus dan nimbostratus, serta hanya terjadi di lintang katulistiwa )
·
Hujan
Orografis
Adalah Hujan yang terjadi dari
awan yang terbentuk dalam angin yang melewati pegunungan ( hujannya sangat
lebat )
·
Hujan
Frontal
Adalah Hujan yang terjadi karena adanya pertemuan antara masa udara
panas dan dingin (terjadi di lintang tengah dan hujannya tidak lebat)
Mikroklimatologi itu suatu cabang dari klimatologi yang
mempelajari iklim dari daerah yang amat terbatas dan sempit, karena berhubungan
dengan tanaman. Datanya diambil dari udara setinggi 1,5 m di atas permukaan
tanah. Ilmu mikro dapat diartikan iklim dari lapian-lapisan udara terendah
terendah akan tetapi dapat juga diartikan iklim dari wilayah sempit suatu
hutan,
Teori tentang perputaran atmosfer selalu saja mengalami
pembaharuan. Pengkajian tentang peramalan jangka panjang dan perubahan iklim,
seperti halnya perubahan-perubahan cuaca harian menyebabkan makin meningkatnya
penggunaan informasi sifat-sifat fisika, kimia dan kelistrikan atmosfer bagian
atas. Peramalan cuaca yang semula selalu melihat kembali pengamatan permukaaan
(surface observation) setengah abad yang lalu, sekarang berdasar pada atmosfer
tiga dimensi. Penelitian cuaca dan iklim sekarang ini telah meluas meliputi di
satu pihak penelitian keadaan atmosfer pada lapisan yang tinggi dan di satu
pihak pengkajian yang terperinci / teliti lapisan udara yang sangat tipis dekat
permukaan tanah, air atau tanaman. Disinilah ilmu klimatologi dan meteorologi
sampai pada tingkat perkembanganyang ditandai dengan tumbuhnya penggunaan
praktis atas penemuan dan tekniknya dalam aktivitas manusia.
Bab
III
Metode Penelitian
1.
Tempat
Penelitian
Berdasarkan pada permasalahan yang
telah dikemukakan pada bagian terdahulu, penelitian ini dilaksanakan di desa
Sukosari, Kec. Jumantono, Kab. Karanganyar, Propinsi Jawa Tengah.
2.
Waktu
Penelitian
Penelitian
untuk MKK Meteorologi dan Klimatologi dilaksanakan pada tanggal 18 Desember 2005.
3.
Teknik
Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel dilakukan
melalui penjelasan Bapak Sutarno dari fakultas pertanian dan pengambilan objek
gambar dengan mengunakan kamera.
Dalam penelitian ini diperlukan dua
data yaitu data sekunder yang diperoleh dari hasil penelitian dan litelatur
yang berkaitan sedangkan data primer diperoleh dari penjelasan Bapak Sutarno,
yaitu salah satu dosen fakultas pertanian yang ikut serta dalam memberikan
keterangan dari masing-masing alat.
U
Gambar
1
Denah
Alat – Alat yang Terdapat di Stasiun Meteorologi dan Klimatologi
1.
Kegunaan
Labolatorium Klimatologi
a.
Digunakan
untuk praktikum profil tanah.
b.
Digunakan
untuk dasar-dasar agronomi.
c.
Digunakan
untuk penelitian agronomi.
d.
Digunakan
untuk praktikum kesuburan tanah.
2.
Kondisi
Topografi dan Tinggi Tempat
a.
Tinggi
tempat 180 meter di atas permukaan air laut.
b.
Letak
astronomis : 7 o LS dan 110o BT.
c.
Keadaan
tanah dan air tanah, meliputi : Jenis tanahnya yaitu latosol dengan pH
6,1 dan tinggi air tanah berkisar antara 15 – 20 meter.
d.
Tumbuhan
atau tanaman yang ada, yaitu : tanaman yang cocok pada lahan kering, misalnya palawija.
e.
Halangan
pada sekitar lokasi.
Bangunan / gedung, keamanan alat-alat, pohon-pohon, dan
tanaman yang ada di sekitarnya harus diperhatikan dari segi pembangunan,
peletakan, maupun penanaman. Mengapa semua itu harus diperhatikan disebabkan
karena ada beberapa jenis alat yang harus terlindungi dari faktor sampingan
seperti yang telah disebutkan, misalnya : Umbrometer dan termohidrograf harus
diletakan dalam sangkar cuaca karena alat tersebut harus bebas dari pengaruh
langsung pemantulan panas oleh penyinaran matahari guna memenuhi persyaratan
kinerjanya. Tetapi juga ada alat yang malah harus langsung kena radiasi bumi,
seperti : Sunshine Recorder, Panci Evaporasi harus bebas menampung curahan
hujan, dll.
f.
Tata air
tanahnya kurang baik sehingga di sekitar daerah stasiun Meteorologi dan
Klimatologi tidak ada sarana prasana
irigasi untuk bidang pertanian.
g.
Awan
mempunyai pengaruh yang besar terhadap terjadinya cuaca.
3.
Cara Kerja
Pesawat Cuaca
Pesawat cuaca atau juga disebut
alat-alat Meteorologi dapat bekerja secara alami, artinya dapat mengukur
gejala-gejala cuaca jika alat-alat tersebut digunakan secara tepat. Adapun
faktor yang mempengaruhi kinerja alat-alat Meteorologi tersebut, antara lain :
Dari faktor alam itu sendiri misalnya terjadi hujan, angin, dan
fenomena-fenaomena alam lainnya, Faktor bentuk dan wujud benda ( padat, cair,
gas ), dan yang ketiga faktor manusia yang mengamati gejala kinerja alat /
pesawat Meteorologi ini.
Alat itu ada yang langsung
ditempatkan di lapangan terbuka dan ada juga yang harus terlindungi dari
pengaruh sampingan, seperti : Bangunan
(gedung), keamanan alat-alat, pohon-pohon, dan tanaman yang ada di sekitarnya
yang bertujuan memenuhi persyaratan kinerja dari masing-masing alat-alat
tersebut. Mengapa semua itu harus diperhatikan disebabkan karena ada beberapa
jenis alat yang harus terlindungi dari faktor sampingan seperti yang telah
disebutkan, misalnya : Umbrometer dan termohidrograf harus diletakan dalam
sangkar cuaca karena alat tersebut harus bebas dari pengaruh langsung
pemantulan panas oleh penyinaran matahari guna memenuhi persyaratan kinerjanya.
Tetapi juga ada alat yang malah harus langsung kena radiasi bumi, seperti :
Sunshine Recorder, Panci Evaporasi harus bebas menangkap curahan hujan,
Anemometer dan Wind Direction dipasang pada ketinggian 10-15 meter dari
permukaan tanah.
4.
Alat yang
Terdapat di Stasiun Meteorologi dan Klimatologi
a.
Sangkar
Termometer
Di sangkar Termometer terdapat termometer yang berfungsi
untuk mengukur suhu rendah. Cara membacanya dengan melihat pergerakan air
raksanya apakah turun atau naik. Kondisi pada saat itu yaitu, :
·
Termometer
bola kering pada saat itu menunjukan angka ±
25,4o C dan bola basah menunjukan angka ± 27,6o C
sehingga selisihnya adalah ±
2,2o
C. Angka 2,2o C itu merupakan kelembaban suhu (Rh), jadi
dapat ditarik kesimpulan cara menghitung kelembaban suhu adalah Hasil
dari termometer kering dikurangi dengan hasil termometer basah.
·
Termometer
minimum untuk mengukur suhu udara rendah. Suhu minimum pada saat itu
adalah berkisar ± 23 o
C. sedangkan termometer
maximum adalah untuk mengukur suhu udara tinggi. Suhu maximum di saat itu ± 27o C . Rata-rata suhu maximum adalah 33o
C dan suhu maximum adalah 50o C.
·
Termometer biasa suhu
pada saat itu menunjukan ± 28o
C.
·
Barometer digunakan
untuk mengukur tekanan udara, tekanan udara pada saat itu ± 1003
MB.
Gambar 2
Sangkar Termometer
b.
Sangkar
Tanah
Sangkar tanah berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk mengukur suhu tanah.
Terdapat bermacam-macam termometer dengan angka terbenamnya termometer yang
berbeda, yaitu :
Gambar angka terbenamnya termometer
Termometer yang terdalam yaitu 50 m. Di
Gambar 3
Sangkar Tanah
c.
Umbrometer atau Penakar Curah Hujan Otomatis
Umbrometer adalah Alat yang digunakan untuk mengukur curah hujan. Alat
ini berfungsi secara otomatis. Di kertas pengukuran terdapat skala 7, 8, 9, 10,
11, 12 pada bagian atas kertas
menunjukan jam, dan skala 0 – 10 yang tersusun dari atas ke bawah menunjukan
volume curah hujan. Cara kerjanya, yaitu : Jika terjadi hujan pena akan naik dan menggores kertas
pengukur dalam bentuk garis lurus. Jika terjadi hujan yang sangat deras, maka
air akan tumpah karena sudah tidak dapat ditampung dan pena akan bergerak ke
atas dan secara otomatis mencatat skala curah hujannya. Cara percoobaan di saat
itu yaitu dengan menyiramkan air pelan – pelan ( seperti layaknya hujan ).
Setelah air yang ditampung penuh, maka air akan meluber dan menyebabkan pena
bergerak sendiri secara otomatis mencatat skala yang telah dicapai. Satuan
skala yang digunakan untuk mengukur
curah hujan pada umbrometer otomatis tersebut adalah millimeter.
Gambar
4
Umbrometer atau Penakar Curah Hujan Otomatis
d.
Umbrometer
atau Penakar Hujan Biasa
Alat ini fungsinya sama yaitu
untuk mengukur besarnya curah hujan. Alat ini digunakan hanya pada saat jam
pada umbrometer otomatis mati atau kehabisan tinta. Biasanya dicek oleh penjaga
setiap pagi dan sore Alat ini berhubungan dengan panci evaporasi.
Gambar 5
Umbrometer atau Penakar Hujan Biasa
e.
Termohidrograf
Termohidrograf adalah alat yang digunakan untuk mengukur kelembaban dan suhu.
Angka 2, 4, 6, 8,… è Menunjukan Jam
Angka 0 – 100 è Menunjukan Kelembaban
Angka 0 – 50 è Menunjukan Temperatur atau suhu
Alat ini bekerja karena pengaruh
bulu kuda yang menerapkan prinsip pemuaian . Bagian atas menunjukan kelembaban
harian yang dapat dibaca selama satu minggu dan suhu minus dapat dibaca. Alat
ini berpengaruh pada memuai atau tidaknya bulu kuda yang ada disamping alat
tersebut.
Gambar 6
Termohidrograf
f.
Wind
Direction
Wind Direction adalah alat untuk mengetahui arah mata angin. Apakah angin
berasal dari barat, timur, selatan, utara, tenggara, barat laut, timur laut,
dan barat daya.
Gambar 7
Wind Direction
Melihat
gambar di atas maka dapat diperkirakan ketinggian dari Wind Direction. Orang
yang berdiri di dekat Wind Direction itu merupakan media ukur dalam
memperkirakan ketinggian alat tersebut. Diperkirakan ketinggian Wind Direction
itu lebih dari 175 cm, yaitu kurang lebih 3 meter di atas permukaan tanah.
g.
Anemometer
Anemometer adalah alat yang digunakan untuk mengetahui kecepatan angin yang
dipasang pada ketinggian 0,5 s.d 1 meter di atas permukaan tanah.
Proses kerjanya, yaitu : angin
yang bertiup akan menerpa mangkok pemutar dan kemudian secara otomatis
speedometer akan bergerak dan menunjukan angka dengan satuan km/jam.
Rumus untuk menghitung kecepatan angin :
Alat ini
ada kaitannya dengan Wind Direction. Perhitungan dilakukan selama 3 kali yaitu
: pada pagi hari, siang, sore ( Pukul 07.00, 13.00, dan 18.00 ).
Gambar 8
Anemometer
h.
Panci
Evaporasi
Panci evaporasi adalah alat yang digunakan untuk menghitung tingkat penguapan.
Pada saat pengukuran ujungnya yang runcing harus berada pada permukaan air.
Pada musim hujan standart penguapannya sama dengan 40 ml.
Rumus untuk
menghitung besarnya penguapan adalah sebagai berikut :
a)
Jika tidak
terjadi hujan = Awal – Beda ( A – B )
b)
Jika
terjadi hujan = Awal + Curah
hujan – Beda
Juga
terdapat termometer minimum dan maximum yang digunakan untuk mengukur suhu
air.
Gambar 9
Panci Evaporasi
i.
Sunshine
Recorder
Sunshine Recorder adalah alat yang
digunakan untuk mengukur lamanya penyinaran matahari. Sunshine Recorder
terbagi menjadi 3 macam kertas pias :
1)
Pias
lengkung pendek.
Letaknya di sebelah selatan menunjukan garis lintang dan bujur . Pias ini menujukan bulan kering.
2)
Pias lurus
Terletak di tengah yaitu pada garis khatulistiwa.
3)
Pias
lengkung panjang
Terletak di bagian utara. Ini menujukan bulan basah.
Bola
kristalnya disebut Aktinograf
Proses kerjanya : Sinar matahari melalui aktinograf dan dapat
membakar kertas pias.
Jadwal Pergantian Kertas Pias
Bentuk |
Belahan Bumi Utara |
Belahan Bumi Selatan |
Pias lengkung panjang |
11 April – 31 Agustus |
11 Oktober – 28 Pebruary |
Pias lurus |
1 September – 10 Oktober |
1 Maret – 10 April |
Pias lengkung pendek |
11 Oktober – 28 Pebruari |
10 April – 31 Agustus |
Pias lurus |
1 Maret – 10 April |
1 September – 10 Oktober |
Cara
meletakan kertas pias angka 12 harus berada di tengah.
Cara
menghitung radiasi, yaitu :
Angka 6 –
18 menunjukan jam, misalnya :
·
Dari 9 –
10 kertas pias terbakar penuh hal ini menunjukan bahwa radiasi matahari yang
terjadi adalah 100%.
·
Jika dari
9 – 10 kertas pias yang terbakar seperti gambar, di bawah :
8 9 10
maka kita tentukan dulu, lalu kita buat garis tengahnya ( kita bagi
dua terlebih dahulu ). Jika kertas pias
yang terbakar menunjukan terputus – putus, maka ini mendapat pengaruh dari awan
( radiasi matahari terhalang oleh awan )
Misal : dari jam 6 – 18 kertas pias terbakar
850%
Maka radiasi matahari = = 85%
Angka 10 menunjukan lama lintasan sinar
matahari beredar 1 hari
Sunshine Recorder
Gambar 10
j.
Umbrometer
Umbrometer adalah alat untuk mengukur curah hujan. Alat ini pada dasarnya
dengan umbrometer lainnya sama, perbedaannya pada saat pencatatan penanya akan
bergerak menyamping sedangkan untuk umbrometer otomatis penanya bergerak lurus
secara vertikal.
Gambar 11
Umbrometer
BAB V
PENUTUP
a.
Kesimpulan
Dari hasil field study yang dilaksanakan pada hari minggu, 18 Desember 2005, maka dapat
ditarik kesimpulan, yaitu :
·
Kegunaan
labolatorium Klimatologi di desa Sukosari, Kec. Jumantono, Kab. Karanganyar,
yaitu antara lain : Untuk praktikum profil tanah, untuk dasar-dasar agronomi,
untuk penelitian agronomi, dan digunakan untuk praktikum kesuburan tanah.
·
Tata air
tanahnya kurang baik sehingga di sekitar daerah stasiun Meteorologi dan
Klimatologi tidak ada sarana prasarana
irigasi untuk bidang pertanian.
·
Terdapat
sepuluh macam alat yang terdapat di stasiun Meteorologi dan Klimatologi, yaitu
antara lain :
a.
Sangkar
Termometer ( Berfungsi untuk mengukur cuaca atau suhu )
b.
Sangkar
Tanah ( Berfungsi untuk mengukur suhu, kelembaban, dan pH tanah ).
c.
Umbrometer
Otomatis ( Berfungsi untuk mengukur curah hujan )
Pengukuran
curah hujan secara otomatis.
d.
Umbrometer
Biasa ( Berfungsi untuk mengukur curah hujan )
Umbrometer ini hanya digunakan pada saat umbrometer otomatis jamnya
mati atau kehabisan pena.
e.
Termohidrograf
( Berfungsi untuk mengukur kelembaban dan suhu )
f.
Wind
Direction ( Berfungsi untuk mengetahui arah angin )
g.
Anemometer ( Berfungsi untuk mengukur kecepatan angin )
h.
Panci
Evaporasi ( Berfungsi untuk menghitung tingkat penguapan )
i.
Sunshine
Recorder ( Berfungsi untuk mengukur lamanya penyinaran matahari )
j.
Umbrometer
( Berfungsi untuk mengukur curah hujan )
b.
Saran
Dari Hasil Field Study Geologi Dasar di Kec. Bayat, Kab. Klaten
khususnya di gunung Pendul dan Jabalkat
maka kelompok kami mempunyai beberapa saran yaitu sebagai berikut :
·
Dilihat
dari kondisi lokasinya yang terletak di alam terbuka, maka tingkat keamanan
alat – alat perlu diperhatikan yaitu dengan meninggikan pagar pelindung dan
memberi kawat berduri agar tidak sembarangan orang yang dapat memasuki area
tersebut.
·
Pelestarian
vegetasi di
·
Tingkat
kebersihan di
DAFTAR PUSTAKA
Winubroto
S, Lela S & Nitisapto M. Asas-Asas Meteorologi Pertanian. Ghalia
0 komentar:
Posting Komentar